Search This Blog

Thursday, May 26, 2016

The Creative Family

Judul: The Creative Family
Penulis: Amanda Blake Soule
Penerjemah: Tutut Lestari
Penerbit: Serambi
ISBN: 978-979-024-574-7
Cetak: Pertama, Mei 2013
Tebal: xxvi + 546 hlm
Bintang: 4/5
Harga: Rp. 39.000 (Diskon di Toko Buku Online)



“Anak harus tahu bahwa ia adalah keajaiban, bahwa sejak awal dunia hingga akhir zaman, tidak ada dan tidak pernah ada anak lain seperti dirinya” – Pablo Casals

Bagaimana mendorong imajinasi dan menumbuhkan ikatan keluarga, adalah tagline yang pas untuk buku ini karena di dalamnya penulis tidak hanya menyodorkan kreativitas keluarga tapi juga menonjolkan efek dari aktivitas bersama tersebut. Menyenangkan membaca buku ini, sampai saya dibuat iri dengan kreativitas si ibu dan anak-anaknya, apalagi gaya tuturnya sangat bersahabat.

Buku terbagi dalam empat bab, masing-masing merangkum cara mencari inspirasi, tips-tips membangkitkan imajinasi dan saran-saran yang perlu dilakukan untuk mendukung kreativitas anak yang suka tiba-tiba bisa muncul, semisal menyediakan bahan-bahan yang sering dijadikan bahan berkreasi dan meletakkan sesuai jangkau anak. Resiko berantakan pasti ada sehingga di beberapa bagian penulis memberikan tips meminimalisirnya.

Meski mungkin tidak semua saran/teknik penulis bisa diikuti, tetap saja banyak hal yang bisa diambil dari membaca The Creative Family ini. Hampir di setiap sub bab, penulis akan memberikan contoh aktivitas yang dilakukannya bersama keluarga, juga terselip panduan membuat prakarya dengan penjelasan yang cukup detail, salah satu prakarya rajut membuat saya ingin kembali belajar merajut.

“Saat kita memberi mereka (anak) ruang dan dorongan untuk mengeksplorasi kreativitas mereka sendiri, mereka bisa menjadi seniman yang paling menginspirasi, ilmuwan yang selalu ingin tahu, dan filsuf yang paling orisinal.” (Prakata)

Pembahasan/selipan yang paling saya suka dalam buku ini adalah momen-momen penghargaan yang diberikan untuk anak mereka. Salah satu kejadian yang berkesan menurut saya dari pengalaman penulis adalah ketika sebuah gambar anaknya dikreasikan menjadi sulaman pada bantal hias keluarga. Saya jadi terbayang ekspresi wajah Miza setiap kali mendapat pujian setelah menggambar/membuat sesuatu atau saat gambarnya ditempel di tembok. Suatu bentuk penghargaan yang akan memompa kepercayaan-dirinya.

Pembahasan juga menyelipkan contoh-contoh permainan, yang tidak hanya memuat sisi kreativitas tapi juga bertujuan menghangatkan hubungan keluarga. Salah satu permainan sederhana yang direkomendasikan penulis untuk ‘mengikat’ keluarga adalah Kisah Tanpa Akhir dan permainan ini berhasil saya lakukan bersama si sulung bahkan membuat dia ketagihan untuk berimajinasi terutama dengan cerita binatang. Beberapa saran yang memungkinan dilakukan sangat ingin saya terapkan di rumah.

“… betapa indahnya jika kita semua bisa meyakini dan menerimanya, karena seni memiliki kekuatan yang luar biasa --- Kekuatan untuk mengekspresikan, kekuatan untuk menyembuhkan, kekuatan untuk berbicara, dan kekuatan untuk menghubungkan orang.” (h.78)
Readmore → The Creative Family

Tuesday, May 3, 2016

Sheila, Kenangan yang Hilang

Judul: Sheila, Kenangan yang Hilang
Penulis: Torey Hayden
Penerjemah: Rahmani Astuti
Penerbit: Qanita
ISBN: 979-3269-07-3
Cetak: Ketiga, Desember 2003
Tebal: 528 hlm
Bintang: 4/5
Harga: Rp. -




“Antara dahulu dan sekarang saya selalu percaya bahwa saya telah menyelamatkannya dari bencana terburuk. Kini, setelah menyadari bahwa bahkan ketika dia masih mengikuti kelas saya dia tetap menderita, saya merasa kesakitan. Kesakitan ini semakin menyiksa sekarang setelah saya tahu bahwa bahkan saya tidak tahu tentang penderitaannya.” (Torey ~ h. 264 hlm)

Saya sama sekali tidak menyangka kelanjutan Sheila akan seperti ini. Bahwa kelas Torey yang saya pikir telah mengubah Sheila, ternyata tidak membawa dampak besar bagi hidupnya. Bahkan, Sheila lupa dengan kelas yang sempat memberikan keceriaan dalam hidupnya. Sheila menganggap Torey telah merusak hidupnya, menjebloskannya ke dunia yang tak dikenal kemudian meninggalkannya sendiri, sama seperti Ibunya.

“Ini sungguh menyakitkan. Pengalaman itu mempunyai arti yang begitu penting bagi saya sehingga saya beranggapan bahwa itu juga sama pentingnya bagi dia. … Tanpa saya, tanpa lima bulan yang kami alami bersama, kemungkinan besar Sheila akan berada dalam sel di sebuah rumah sakit Negara. … Saat saya menyadari kepongahan dari asumsi saya. Selanjutnya, saya berusaha mengingatkan diri sendiri bahwa masa lima bulan itu mungkin memberi lebih banyak arti bagi saya daripada bagi Sheila.” (Torey ~ h. 128)

Buku ini masih berkutat dengan pendidikan anak dengan keterbelakangan mental. Kali ini, Torey membuka kelas bersama Jeff, dan melibatkan Sheila di dalamnya, dengan harapan dia bisa mengingat kenangan di kelas Torey dahulu. Saya jauh … jauh lebih suka kisah Sheila, Kenangan yang Hilang daripada yang sebelumnya. Seri ini lebih kompleks. Pertemuan Torey dengan Sheila ternyata menguak banyak sekali ganjalan dalam diri masing-masing.

Torey sekarang berhadapan dengan remaja, yang tak bisa dikendalikan seperti saat Sheila kecil. Naik turunnya emosi remaja tergambar dengan gamblang pada buku ini. Terkadang saya sendiri salut dengan kesabaran Torey yang masih bersedia menerima kembali Sheila dengan tingkahnya yang begitu menjengkelkan dan sangat labil.

“Kamu dan Sheila sama-sama mengidap penyakit yang sama. Yang tersimpan dalam ingatan Sheila hanyalah guru yang hebat yang tidak pernah marah padanya dan kini dia jengkel saat menemukan betapa biasa dan manusiawinya kamu; tapi kamu tahu, Hayden, kamu pun melakukan hal yang sama. Yang mewarnai perilakumu terhadapnya sekarang adalah fakta bahwa yang kamu ingat pun bukan Sheila sebagai anak yang sebenarnya, melainkan si tokoh berusia enam tahun dalam bukumu.” (Jeff ~ h. 183)

Sekali lagi, kisah hidup Sheila memberikan banyak makna/pelajaran bagi saya. Selain itu, kisah ini memberikan gambaran bagaimana manusia tak selamanya tahu apa yang terbaik untuk dirinya/orang lain, tapi melakukan/memberikan yang terbaik adalah pilihan yang berharga.
Readmore → Sheila, Kenangan yang Hilang
 

Sahabat si Cilik Template by Ipietoon Cute Blog Design