Search This Blog

Friday, November 18, 2016

Sherlock, Lupin dan Aku; Kawanan si Nyonya Hitam

Judul: Sherlock, Lupin dan Aku; Kawanan si Nyonya Hitam
Judul Asli: Sherlock, Lupin & Io: Il Trio Della Dama Nera
Penulis: Irene Adler
 Penerjemah: Tanti Susilawati
Penerbit: Bhuana Ilmu Populer
ISBN 10: 602-249-322-6
Cetak: Ketiga, Juli 2016
Tebal: 263 hlm
Bintang: 3/5
Harga:  Rp. 45.000 (Diskon di Toko Buku Online)


“Siapa bisa membayangkan kisah yang lebih menakjubkan daripada kisah itu? Seorang korban ditemukan tewas di pantai, yang semasa hidupnya memiliki dua nama dan dua kamar di hotel berbeda, di kota yang sama! Kemudian, seorang lelaki lain, yang tak kalah misteriusnya, terlihat olehku saja, tapi aku yakin dia sudah melihat kami semua.” (Irene – h.98)
Sherlock Holmes dan Arsene Lupin, nama yang pasti familiar bagi penggila buku misteri, yang satu detektif, satu lagi, pencuri dan keduanya termasuk karakter tokoh fenomenal. Tapi, itu berlaku saat mereka telah menjadi dewasa. Nah, buku ini menyuguhkan mereka dalam bentuk anak-anak, masih jauh sebelum nama mereka menjadi terkenal. Kisahnya sendiri, diceritakan dari sudut pandang Irene Adler, seorang yang kelak akan menjadi wanita yang dicintai Sherlock Holmes.
 
Kasus pertama mereka adalah kejutan berupa penemuan mayat terdampar di pantai. Dalam kantong si mayat, mereka menemukan batu-batuan yang digunakan untuk menenggelamkan mayat dan sepucuk surat berisi, “Laut akan menghapus kesalahanku.” Semakin mengejutkan saat Irene ketakutan melihat sesosok berjubah yang mengawasi mereka dari hutan. Lain halnya dengan Sherlock dan Lupin yang lebih menampakan rasa penasaran dengan si mayat.
“Aku tak paham bagaimana mungkin mereka bisa begitu tenangnya. Jantungku sendiri berdetak bertalu-talu, dan tangan serta kakiku terasa beku. Tetapi dua bocah ini malah tampak seperti … dokter di ruang operasi.” (Irene – h.66)
Sherlock dan Lupin merasa tertantang untuk menyelidiki kematian si mayat. Di sela-sela kehebohan desa dengan penemuan mayat, ketiga bocah ini pun beraksi dengan tenang supaya tidak memancing kecurigaan. Penemuan dua identitas, ditambah kegemparan akibat hilangnya kalung berlian milik Nyonya Martigny, menjadikan kasus semakin membingungkan. Sangkaan adanya keterkaitan antara dua peristiwa, yang terjadi dalam rentang waktu berdekatan, ini pun muncul.
 
Sampai suatu ketika, aktivitas penyelidikan Sherlock, Lupin dan Irene mengganggu sebuah kelompok rahasia. Penyerangan pun terjadi dan menyebabkan Sherlock dan Lupin harus mengalami luka-luka lebam, untunglah mereka memiliki keahlian berkelahi. Berkat kejadian itu, akhirnya celah terbuka, melalui salah satu pelaku pemukulan di jalanan yang dikenal Lupin. “Aku tidak tahu seberapa jauh keterlibatan Spirou dan kawanannya itu dalam kasus ini, tapi sepertinya mereka tahu lebih banyak dari kita.” (h.170) Mereka pun mulai membuntuti Spirou hingga ke sebuah gedung tua dimana sebuah kelompok rahasia mengadakan pertemuan.
 
Penyelidikan mereka mulai menemukan titik terang dan menjadi lebih mendebarkan karena adanya aksi kejar-mengejar di atap rumah. Bahkan berlanjut dengan mulai terungkapnya misteri di balik identitas si mayat. Alur penyelidikan berjalan lambat karena seringnya adanya selingan tentang keadaan keluarga masing-masing tokoh, Sherlock, Lupin dan Irene. Namun, jalan-jalan mereka di pantai, mendayung di lautan sampai ke Rumah Ashcroft tetap mengasyikkan. Tak ketinggalan, kejutan tetap hadir sampai lembaran terakhir buku.
“Kasus-kasus dipecahkan melalui banyak detail, dan detail-detail itu sebenarnya sederhana saja: hasil-hasil sepele dari penyelidikan salam sebuah perkara.” (h. 77)

0 comments:

 

Sahabat si Cilik Template by Ipietoon Cute Blog Design